BogorJAWA BARAT

Jenal Mutaqin Tekankan Pentingnya Bahaya Bullying

Kota Bogor | Detak Negeri.com

Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin menghadiri kick off program Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sahabat Pelajar “My Buddy, Stop Bullying” di SMP Negeri 8, Selasa (9/9/2025).

Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerja sama dengan Yayasan Rumah Kedua untuk menekan angka kasus bullying di Kota Bogor.

“Treatment anti-bullying memang sudah banyak dilakukan. Hari ini pun Satpol PP bersama Yayasan Rumah Kedua me-launching program anti-bullying yang merupakan implementasi dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum (Tibum),” ujar Jenal Mutaqin.

Sekitar 230 siswa-siswi SMP Negeri 8 mengikuti pengarahan anti-bullying bersama para guru dan beberapa kepala sekolah di Kota Bogor.

Banyak kejadian perundungan, sambung Jenal Mutaqin, berawal dari bahasa verbal. Untuk itu, ia mengingatkan keluarga sekolah untuk saling menjaga.

“Ada 97 kasus di tahun 2025. Tentu ini akan kita identifikasi, apakah verbal atau ada hal-hal lain antarteman. Ada juga yang kasusnya berasal dari keluarga atau guru. Karena itu edukasi juga harus fokus,” tegasnya.

“Bahaya bullying akan merusak mental korban dan menghambat penerimaan kurikulum pendidikan saat mereka melangsungkan kegiatan belajar,” sambung Jenal Mutaqin.

Ketua Yayasan Rumah Kedua, Dewi Puspasari, menambahkan, dari tahun ke tahun ada perubahan perilaku perundungan. Yang paling terlihat kali ini berasal dari lingkungan pendidikan, bahkan dari tingkat sekolah dasar.

“Kalau kita lihat, enam tahun terakhir ini, walaupun kita sudah gencar melakukan sosialisasi, angkanya selalu naik 15 persen. Yang mengkhawatirkan adalah kasus-kasus yang tidak terdata,” ungkap Dewi.

Kasus perundungan yang terjadi juga tidak hanya dilakukan oleh para siswa, tetapi juga tenaga pendidik. Hal itu bisa mencoreng nama baik sekolah dan Kota Bogor.

“Kami menyediakan hotline center melalui WhatsApp agar siswa bisa berani bicara. Harus begitu, karena sebagian besar kasus biasanya berawal dari bullying,” tutupnya. (Yayang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *